Senin, 16 Februari 2009

Masalah dan potensi generasi muda

Masa muda adalah suatu fase dalam siklus kehidupan manusia. fase ini berproses kearah perkembangan dan perubahan-perubahan yang bersifat transisional. dalam proses inilah setiap individu pemuda akan selalu berhadapan dengan tantangan-tantangan baik yang timbul dari proses pertumbuhan kepribadiannyamaupun tantangan yang muncul dari lingkungannya. faktor lingkungan mempengaruhi proses pendewasaan yang berpangkal tolak dari lingkungan keluarga dan kemudian lingkungan masyarakat.
perubahan-perubahan muncul dari sosial budaya yang bergerak cepat dalam abad modern ini sebagai akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. diikuti oleh masalah peledakan penduduk dan berbagai krisis dunia dalam bidang ekonomi, moneter, energi, ligkungan, dan lain-lain serta proses pembangunan nasional yang juga meliputi bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun pertahanan dan kemanan telah mempengaruhi masyarakat secara mendasar dan dirasakan oleh generasi muda sebagai masalah yang langsung menyangkut kepentingannya. masalah masa kini pada hakikatnya sebagai landasan yang yang akan dihadapi di masa depan nanti. pada gilirannya akan memberikan implikasi-implikasi dalam proses perkembangan dan pendewasaan generasi muda. dengan demikian maka masalah generasi muda tidak terpisah dari masalah masyarakat pada umumnya, sebab generasi muda pada hakikatnya suatu bagian yang berkeinambungan dengan masyarakat.
di samping hal-hal di atas, juga perbedaan latar belakang keagamaan, kepercayaan, kebudayaan, kota dan desa, strata kehidupan sosial-ekonomi, pendidikan, keterampilan dan masalah lainnya sering menimbulkan kekurangserasian antara kelompok sesama pemuda yang biasanya diperbesar pula oleh kekurangserasian hubungan antara orang tua dan putra-putrinya atau perbedaan pendapat antara generasi muda dan generasi tua. kekurangserasian ini sebenarnya sering tidak terlalu fundamental sifatnya, namun jika pendapatannya tidak bersifat edukatif-persuasif akan dapat merugikan individu dan masyarakat. individu pemuda yang berbeda-beda itu perlu dibimbing agar memahami terlebih dahulu hal-hal yang dapat menimbulkan perbedaan-perbedaan itu. kemudian diajak untuk lebih berjiwa besar atau berlapang dada terhadap perbedaan-perbedaan itu dan toleransi terhadap perbedaan itu.
menurut pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda, bahwa permasalahan generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial yakni:
1. Sosial Psikologis
proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian serta penyesuaian diri secara jasmaniah dan rokhaniah sejak dari masa kanak-kanak samapai dari usia dewasa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterbelakangan jasmani dan mental, salah asuh oleh orang tua/keluarga maupun guru-guru dilingkungan sekolah, pengaruh negatif dari lingkungan pergaulan sehari-hari oleh teman sebayanya. hambatan-hambatan tersebut di atas memungkinkan timbulnya kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua dan guru, kecanduan pada narkotika dan lain-lain yang kesemuanya itu merupakan gejala-gejala yang perlu memperoleh perhatian dari semua pihak.
2. Sosial budaya
kaum muda dalam perkembangannya ada di dalam proses pembangunan dan modernisasi dalam segala akibat sampingnya yang bisa mempengaruhi proses pendewasaannya, sehingga apabila tidak memperoleh arah yang jelas, maka corak dan warna masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain dari pada yang dicita-citakan. benturan antara nilai-nilai budaya tradisional dan nilai-nilai baru yang cenderung menimbulkan pertentangan antara sesama generasi muda dan generasi sebelumnya yang pada giliriannya akan menimbulkan perbedaan sistem nilai dan pandangan antara generasi muda dan generasi tua. hal tersebut dapat menimbulkan terputusnya kesinambungan nilai-nilai perjuangan proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945. pola hidup yang berdasarkan kekeluargaan, gotong royong sebagai suatu ciri kehidupan masyarakat indonesia makin bergeser kearah kehidupan individualistis. Keadaan seperti itu bila berlangsung terus akan mempengaruhi perkembangan generasi muda. akan timbul rasa tidak aman, penolakan, keterasingan dikalangan mereka. hal ini lalu memungkinkan mereka menjauhkan diri dari masyarakat, mengelompokkan diri dalam gang-gang dengan sikap dan cara berpikir yang lepas dari norma-norma dan sistem nilai yang berlaku. meremehkan ajaran-ajaran agama dan memudarkan kesadaran berbangsa dan kepribadian nasional, pada akhirnya akan mempunyai pengaruh dalam rangka pendidikan moral pancasila. sebabnya, barangkali dapat dicari dari pengaruh-pengaruh dari daya pamer budaya asing yang lebih bersifat pemuasan kenikmatan duniawi semata-mata seperti klab malam, mandi uap, pola-pola konsumsi mewah, majalah dan film yang lebih menampilkan adegan-adegan porno dari pada cerita-cerita yang lebih bermutu yang mengandung unsur-unsur pendidikan. keadaan ini akan menimbulkan idealisme dan jiwa patriotisme serta kesetiakawanan dikalangan kaum muda semakin terkikis sampai habis.
3. sosial ekonomi
pertembangan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran dikalangan di kalangan para pemuda, karena kurangnya lapangan kerja. kurangnya lapangan kerja ini menimbulkan berbagai problema sosial tersendiri, serta frustasi dikalangan kaum muda. ketidakseimbangan antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan sarana-sarana pendidikan, makin bertambanya jumlah pemuda-pemuda putus sekolah, sementara dipihak lain anggaran pemerintah yang terbatas mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi latihan-latihan keterampilan. demikain juga sistem pendidikan tidak mampu menjawab tantangan pembangunan.

4. sosial politik
dalam kehdupan sosial politik, aspirasi pemuda berkembang dan cenderung mengikuti pola infrastruktur politik yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu. akibatnya semakin dirasakan bahwa dikalangan pemuda masih ada hambatan-hambatan untuk menumbuhkan suatu orientasi baru yakni pemikiran untuk menjangkau kepentingan nasional dan bangsa di atas segala kepentingan lainnya. dirasakan belum terarahnya pendidikan politik dikalngan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme kehidupan berdemokrasi maupun lembaga-lembaga konstitusional, tertib hukum dan disiplin nasional, hal mana merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional dan konstitusional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar